Sebuah Drama Musikal bertajuk “Kandil & Kampung Srundeng” akan digelar sebagai rangkaian peringatan hari jadi Yayasan Sayap Ibu ke-60. Pertunjukan yang dimaksudkan sebagai upaya penggalangan dana untuk mendukung kelangsungan dan program kerja Yayasan Sayap Ibu (YSI) tersebut, akan digelar pada tanggal 28 Februari 2016, di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Sejak didirikannya hingga saat ini, selama 60 tahun, segenap pengurus dan pengasuh YSI senantiasa mengukuhkan diri sebagai sebuah yayasan yang memusatkan perhatian dan upayanya dalam memberikan tempat bernaung dan bimbingan bagi anak-anak terlantar, sehingga mereka menjadi anak-anak yang mandiri, berbakti dan dapat menjadi kebanggaan bagi dirinya, sekolahnya, serta lingkungan sosial.
“Yayasan Sayap Ibu didirikan pada tahun 1955 oleh Ibu Sulistina Sutomo, istri dari mendiang Bung Tomo, salah satu pahlawan Republik Indonesia, “ungkap Tjondrowati Subijanto, Ketua Umum Yayasan Sayap Ibu. Selain memberikan tempat bernaung bagi anak-anak terlantar, program yang dijalankan oleh YSI lainnya, adalah: pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, bantuan sosial masyarakat untuk pengentasan kemiskinan, pelatihan bagi pengasuh dan karyawan.”
“YSI merupakan yayasan yang mempunyai ijin resmi dalam pengadopsian anak, sehingga memungkinkan setiap pasangan atau keluarga WNI dan juga WNA,” Tjondrowati menambahkan. “Penanganan proses adopsi ditangani langsung oleh Bagian Pengentasan Anak yang termasuk bagian dari YSI.”
Produksi dari Drama Musikal “Kandil & Kampung Srundeng” ini merupakan upaya yang dilakukan oleh Perempuan Peduli Sayap Ibu, serta diprakarsai oleh Arniyani Arifin, seorang pemerhati masalah anak-anak dan kelestarian budaya di Indonesia – sebagai bentuk kepeduliannya untuk mengajak berbagai pihak untuk turut memberikan dukungan moral dan materi bagi kelangsungan Yayasan Sayap Ibu serta berbagai program yang dijalankannya.
“Saya merasa tergerak untuk memberikan apa yang dapat saya lakukan bersama teman-teman yang lain dan segenap pihak yang mempunyai kepedulian terhadap masa depan anak-anak yang berada di bawah naungan Yayasan Sayap Ibu,” ungkap Arniyani, yang bertindak sebagai Ketua Panitia.
“Saya mengajak Ida Soeseno, untuk bertindak sebagai Sutradara dan Direktur Kreatif dari pertunjukan ini, mengingat pengalamannya dalam menghasilkan berbagai pertunjukan yang ditujukan bagi anak-anak, juga tim pendukung lain; antara lain Inet Leimena yang akan bertindak sebagai Show Director, Carmanita dan Enny Soekamto untuk Wardrobe, serta nama-nama lain yang sudah tidak asing lagi dalam dunia pertunjukan di Indonesia.
“Drama musikal “Kandil dan Kampung Srundeng” menampilkan kisah tentang sifat kemandirian, keberanian dan ketekunan seorang anak perempuan bernama Kandil serta kecerdikannya dan kreativasnya mencari cara untuk mencari ongkos, agar Kandil dan Ibu, serta adik-adiknya dapat pergi ke Jakarta mencari ayahnya tak kunjung pulang,” demikian disampaikan oleh Ida Soeseno. “Berkat kegigihannya, pada akhirnya Kandil tidak saja menyatukan keluarganya yang sempat tercerai berai pada saat mencari sang ayah di Jakarta, tetapi juga mengajak seluruh warga kampung halamannya – di sebuah desa di Lampung – untuk memiliki kekuatan ekonomi berkat penjualan makanan khas yang terbuat dari kelapa, yaitu Srundeng.
Kandil akan diperankan Cut Syifa, sedangkan Inayah Wahid berperan sebagai Ibu, dan Chandra Satria sebagai Ayah. Drama musikal ini juga melibatkan nama-nama besar lainnya seperti Lea Simanjuntak, Baim Wong, Happy Salma, Gabriel Harvianto, Ziva Magnolya serta Ghea Panggabean. Selain menampilkan sebanyak 15 orang anak-anak dari YSI, siswa-siswi Al-Izhar Jakarta, The Resonanz Children’s Choir, Marlupi Dance Academy, dan Perempuan Peduli Sayap Ibu.
Cut Syifa dan Inayah Wahid mengungkapkan kebanggaanya dalam keterlibatannya dalam pertunjukkan drama musikal “Kandil & Kampung Srundeng” yang memiliki tujuan mulia serta bisa berkenalan lebih dekat dengan teman-teman dari Yayasan Sayap Ibu yang lucu-lucu dan senang diajak bergurau bersama, di saat istirahat latihan.
Sebelum mengakhiri pembicaraan, Tjondrowati menambahkan, bahwa “Saat ini, YSI tengah menyiapkan satu fasilitas yang lebih layak bagi anak asuh kami yang telah berusia di atas lima tahun bahkan sebagian sudah memasuki usia pra-remaja, yang tentu saja memerlukan perhatian dan perawatan yang berbeda. Selain itu juga, kamu pun tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa sebagian dari anak-anak yang sudah hampir berusia 15 tahun ini ada yang berkebutuhan khusus.”
“Oleh karenanya kami sangat berterimakasih kepada seluruh panitia yang telah mempersiapkan pertunjukan ini dengan sepenuh hati, semoga apa yang kami semua lakukan dapat menjadi pendorong bagi kami para pengurus dan pengasuh d i YSI untuk mencurahkan segenap perhatian dan kasih sayang bagi anak-anak asuh kami, dan juga menjadi inspirasi bagi anak-anak asuh kami untuk terus selalu mengkepakkan sayap mereka, serta tak putus asa meraih mimpi mereka.” ungkap Tjondrowati menutup acara.